PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi
yang digunakan manusia dalam bertukar informasi, namun terkadang informasi yang
dituturkan oleh komunikator memiliki maksud tersembunyi. Dalam suatu wacana, sering terjadi seseorang
tidak mengutarakan maksudnya secara langsung. Hal yang ingin dismapaikan justru
disembunyikan atau dikemukakan secara ekplisit .Oleh karena itu setiap manusia
harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang diucapkan oleh lawan tuturnya.
Untuk itu dibutuhkan pemahaman tentang hal yang tersembunyi
agar apa yang menjadi maksud atau informasi dari sebuah ujaran dapat diterima
dengan baik.
Masalah–masalah di atas sering
terjadi di kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui berapa banyak macam
penggunaan bahasa yang bersifat implikatif seperti iklan, kolom-kolom di surat
kabar, SMS, tindak tutur dalam telepon, bahkan tindak tutur yang terjadi secara
langsung antara dua orang. Untuk memahami bentuk-bentuk bahasa yang implikatif
perlu adanya pengajian dan analisis yang mendalam. Selain itu, dalam mengaji
dan menganalisis memerlukan kepekaan dengan konteks yang melingkupi peristiwa
kebahasaan itu.
Kompas
adalah salah satu koran nasional
yang di dalamnya terdapat kolom pojok “Mang Usil” yang bersifat implikatif. Koran Jawa Pos juga menyajikan wacana
implikatif dalam kolom “Mr. Pecut”. Selain
itu, koran Kedaulatan Rakyat juga
menyajikan wacana implikatif dalam pojok KR. Bahasa
yang digunakan di kolom ini bersifat implikatif sehingga dapat menjadi sebuah
kajian yang menarik. Implikasi pada bahasa kolom ini menyebabkan efek tertentu
bagi khalayak yang membacanya. Kolom ini lebih menekankan bahasa yang
menyatakan sindiran pada pihak-pihak tertentu. Sindiran ini tidak disampaikan
langsung namun disampaikan secara tersirat. Untuk memahami implikatur pada
kolom ini pembaca juga harus memahami konteks yang menyertainya. Humor juga
ditekankan pada penggunaan bahasa di kolom ini. Sindiran-sindiran yang
digunakan pada kolom ini seringkali menjadi sebuah hal yang lucu. Tulisan ini akan
membahas tentang implikatur dalam wacana pojok “Mang Usil” Kompas,“Mr. Pecut” Jawa Pos dan pojok KR. Pengambilan sampel dilakukan pada
tanggal 15 Juni 2012 untuk pengampilan
data dari koran Kompas dan Jawa Pos, sementara pengambilan data
dari koran Kedaulatan Rakyat tanggal
18 Juni 2012.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada pendahuluan di atas, maka dapat
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1.
Maksud dan isi dari
wacana pojok “Mang Usil” Kompas, “Mr.
Pecut” Jawa Pos dan pojok KR Kedaulatan
Rakyat yang bersifat implikatif.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah,
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut
1.
Apa maksud dan isi
yang tersembunyi dari wacana pojok “Mang Usil” Kompas, “Mr. Pecut” Jawa Pos dan pojok KR Kedaulatan Rakyat?
D.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implikatur dari wacana pojok “Mang Usil” Kompas, “Mr. Pecut” Jawa Pos dan pojok KR Kedaulatan Rakyat.
E.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari kajian penelitian ini adalah
untuk membantu pembaca mengetahui implikatur dari wacana Pojok
“Mang Usil” Kompas, “Mr. Pecut” Jawa Pos dan pojok KR Kedaulatan Rakyat.
KAJIAN TEORI
A.
Pengertian
Implikatur
Implikatur secara etimologis
diturunkan dari implicatum. Secara nominal, istilah ini hampir sama dengan
implication, yang artinya maksud, pengertian, keterlibatan (Echols melalui
Mulyana). Dalam lingkup analisis wacana, implikatur berarti ssesuatu yang
terlibat atau menjadi bahan pembicaraan. Dengan berbagai alasan implikatur
justru disembunyikan agar hal yang diimplikasikan tidak nampak terlalu
mencolok.
Menurut Grice (melalui Soeseno
via Mulyana) implikatur ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda
dengan yang sebenarnya diucapkan. Sesuatu “yang berbeda” tersebut adalah maksud
yang dikemukakan secara ekplisoit. Dengan kata lain implikatur adalah maksud,
keinginan, atau ungkapan dari seseorang yang tersembunyi.
Levinson(1983) melalui Norma melihat kegunaan konsep
implikatur terdiri atas empat butir:
1.
Konsep implikatur
memungkinkan penjelasan fungsional yang bermakna atas fakta-fakta kebahasaan
yang tak terjangkau oleh teori linguistic.
2.
Konsep implikatur
memberikan suatu penjelasan yang tegas/implicit tentang bagaimana mungkinnya
apa yang diucapkannya secara lahiriah berbeda dari apa yang dimaksud dan bahwa
pemakai bahasa itu mnegerti pesan yang dimaksud.
3.
Konsep implikatur
ini kelihatannya dapat menyederhanakan pemerian semantic dari perbedaan
hubungan antar klausa, walaupun klausa itu dihubungkan dengan kata struktur
yang sama.
4.
Konsep implikatur
ialah bahwa hanya beberapa butir saja dasar-dasar implikatur dapat menerangkan
berbagai macam fakta/gejala yang secara lahiriah kelihatan tidak atau
berlawanan.
B.
Ciri-Ciri
Implikatur (Menurut Nababan (1987:39))
1. Suatu
implikatur percakapan dapat dibatalkan dalam hal tertentu, umpamanya dengan
menambahkan klausa yang mengatakan bahwa seseorang tidak mau memakai implikatur
percakapan itu, atau memberikan suatu konteks untuk membatalkan implikatur itu.
2. Biasanya tidak ada cara lain untuk mengatakan apa yang
dikatakan dan masih mempertahankan implikatur yang bersangkutan.
3. Implikatur
percakapan mempersyaratkan pengetahuan terlebih dahulu mengenai arti
konvensional dari kalimat yang dipakai. Oleh karena itu, isi implikatur
percakapan tidak termasuk dalam arti kalimat yang dipakai.
4. Kebenaran
isi dari suatu implikatur percakapan bukan tergantung pada kebenaran yang
dikatakan. Oleh karena itu, implikatur tidak didasarkan atas apa yang
dikatakan, tetapi atas tindakan yang mengatakan hal itu.
C.
Pojok ( Mang Usil. Kompas),
Mr Pecut( Jawa Pos), dan Pojok KR
(Berabe. Kedaulatan Rakyat)
Pojok (Mang Usil)
merupakan kolom khusus dari harian Kompas
yang berisi tentang sindiran, kritikan, dsb terhadap peristiwa yang baru hangat
dibicarakan oleh media. Mang Usil mempunyai arti tersendiri, “mang” adalah
orang yang mengelola kolom tersebut sementara “usil” mempunyai arti suka
mengusik (mengganggu, memperolok-olok, mencampuri urusan orang lain). Sedangkan
“Mr. Pecut” merupakan salah satu kolom dalam surat kabat Jawa Pos (JP).
“Mr. Pecut” dalam
surat kabar lain, sering disebut dengan wacana pojok, karena biasanya terdapat
di pojok dalam sebuah surat kabar. Pecut adalah sinonim dari kata cambuk. Pecut
menandakan alat untuk mencambuk. Alasannya cambuk atau pecut dianalogikan
dengan sindiran yang menyakitkan. Sedangkan penggunaan “Mr.” adalah kependekan
dari kata “Mister” yang merupakan pengelola dari kolom itu sendiri. Mengambil
istilah dari tulisan I Dewa Putu Wijana, inti dari wacana pojok (Mr.Pecut)
terdiri dari dua bagian yakni situasi dan sentilan. Di Kedaulatan Rakyat menggunakan istilah Pojok KR “Berabe”. Berabe
mempunyai makna susah atau repot mengerjakannya, dalam pojok KR “berabe”
diindikasikan sebagai masalah yang membuat repot.
Wacana pojok
disusun oleh redaktur surat kabar untuk menanggapi, berita-berita yang pernah
tampil di medianya dengan singkat dan bergaya ironi. Nama kolom ini juga mempunyai
implikatur dengan perspektif tanda yakni penggunaan nama”Mang Usil”, “Mr.
Pecut” dan “Berabe”. Situasi berisi tentang kejadian nyata atau opini yang
diambil dari sebuah berita yang sebelumnya dimuat di dalam surat kabar
tersebut. Sentilan merupakan komentar atas kejadian atau opini dalam inti
wacana. Komentar-komentar tersebut bisa berupa sanggahan, sindiran, kritikan,
masukan, saran, ejekan dan lain-lain. Komentar-komentar tersebut sering
menggunakan kata-kata pedas yang disajikan secara singkat dan implisit.
Komentar-komentar dalam kolom “Mr. Pecut” atau dalam wacana pojok pada umumnya
cenderung memihak rakyat. Komentar-komentar tersebut mempunyai
implikatur-implikatur yang dapat dipahami dengan mengaitkannya dengan konteks
yang ada.
PEMBAHASAN
A.
Data
Wacana
Pojok Mang Usil (Kompas, 15 Juni
2012)
a.
Diintain sejak di
Malaysia, Neneng Sri Wahyuni tertangkap di Jakarta.
Kisah teringkusnya bak sinetron!
b.
Buron 10
tahun, Sherny Kojongian balik ke Indonesia.
Serba Wah! Menggelapkan Rp 1,95 triliun buron terlama lagi!
c.
Wali Kota Depok
galakan sepeda motor, Wakil Wali Kota Bekasi sepeda.
Tanpa banyak bicara, warga jalan kaki!
d.
Kekayaan Fauzi Bowo
dan Faizal Basri, terbesar dan terkecil.
Modal niat sama, modal duit beda!
Wacana
Mr Pecut (Jawa Pos, 15 Juni 2012)
a.
SBY minta kader
Demokrat yang terlibat korupsi mundur.
Masalahnya, yang terlibat pun merasa nggak terlibat....
b.
Panglima TNI
serukan agar para jenderal hidup sederhana
Minimal copot dulu pelat TNI di mobil mewahnya...
Wacana Pojok KR “Berabe” (Kedaulatan Rakyat, 18 Juni 2012)
a. Pendekatan keamanan di Papua tak selesaikan masalah
yang terjadi
justru ‘pertumpahan darah’
b. Ketua PD Anas Urbaningrum mengaku sedang diserang
beramai-ramai,
dari berbagai arah
c. Tedjowulan akhirnya bisa masuk Kraton Surakarta
Rokonsiliasi
jangan bersifat sesaat
B.
Hasil Analisis
Wacana
Pojok Mang Usil (Kompas, 15 Juni
2012)
a.
Diintai sejak di
Malaysia, Neneng Sri Wahyuni tertangkap di Jakarta.
Kisah teringkusnya bak sinetron!
.
Situasi wacana di atas menyatakan bahwa Neneng Sri Wahyuni
tertangkap di Jakarta, meskipun diintai sejak berada di Malasyia. Wacana “Mang
Usil” pada kalimat sindiran di atas mempunyai makna sebuah sindiran bagi aparat
penegak hukum negara ini. Bagaimana mungkin seseorang yang menjadi buronan
sejak berada di Malaysia tertangkapnya malah di Indonesia. “Mang Usil” dalam
wacana di atas menyentil atas tindakan
aparat dengan menuliskan wacana kisah
teringkusnya bak sinetron. Kemungkinan memang benar apa adanya, bahwa
pelarian dan penangkapan Neneng Sri Wahyuni seolah-olah sudah di atur. Lucunya
mengapa tidak saat Neneng Sriwahyuni di Malaysia ditangkapnya? Dan lucunya lagi
dari pihak KPK selaku aparat negara yang menangani kasus korupsi seperti yang
dilakukan Neneng berbeda presepsi dengan pihak pengacara Nazaruddin. KPK
mengatakan bahwa Neneng ditangkap, sementara pihak Nazaruddin mengatakan Neneng
menyerahkan diri karena ingin menyelesaikan kasus yang selama ini menjadi polemik.
b.
Buron 10 tahun,
Sherny Kojongian balik ke Indonesia.
Serba Wah! Menggelapkan Rp 1,95 triliun buron terlama lagi!
Situasi wacana di atas menyatakan bahwa Sherny Kojongian
balik ke Indonesia setelah buron selama 10 tahun. Sherny Kojongian merupakan tersangka
korupsi kasus BLBI dan sudah divonis selama 20 tahun oleh Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat tahun 2002. Sherny Kojongian dideportasi dari Amerika Serikat
karena ketidakjujurannya dalam mengisi data keimigrasian, setelah dipulangkan
ke Indonesia tentunya Sherny harus menjalani hukuman yang telah ditetapkan. “Mang
Usil” menuliskan Serba Wah! Menggelapkan
Rp 1,95 triliun buron terlama lagi! Implikatur dai ujaran Mang Usil
bermakna sentilan yang menyindir bagaimana hukum di Indonesia masih belum
ditegakkan. Alangkah nikmatnya jika koruptor yang menggerogoti uang rakyat bisa
buron dan hidup bebas di luar negeri selama kurun waktu sepuluh tahun.
Seharusnya pemerintah selaku pelaksana hukum harus bertindak tegas dan memaksa
pulang Sherny Kojonginan, tentunya dengan melakukan kerja sama dengan pihak
Amerika Serikat.
c.
Wali Kota Depok
galakan sepeda motor, Wakil Wali Kota Bekasi sepeda.
Tanpa banyak bicara, warga jalan kaki!
Situasi Wacana di
atas mengungkapkan bahwa Wali kota depok menggalakkan seluruh lapisan
masyarakat untuk mengendarai sepeda motor dari pada mengendarai mobil pribadi
atau bagi pejabat yang biasanya mengendarai mobil dinas beralih ke sepeda
motor. Sementara Waakil Wali Kota Bekasi menggalakkan masyarakat untuk
menggunakan sepeda dalam rangka menghemat BBM. “Mang Usil” menyindir dengan
menuliskan Tanpa banyak bicara, warga jalan kaki. Maksudnya adalah mengapa baru
sekarang pejabat tersebut memberi contoh sementara masyarakat sudah banyak yang
saat ini beraktifitas dengan jalan kaki untuk menuju tempat kerja yang tidak
terlalu jauh. Mang Usil juga menyindir bahwa sudah seharusnya pejabat-pejabat
di Indonesia untuk tidak hanya lebih banyak bicaranya, tetapi lebih ke
konkritnya.
d.
Kekayaan Fauzi Bowo
dan Faizal Basri, terbesar dan terkecil.
Modal niat sama, modal duit beda!
Situasi wacana di atas menggambarkan bahwa kekayaan fauzi Bowo paling besar
di antara calon-calon gubernur di DKI Jakarta, sementara Faizal Basri adalah
calon gubernur dengan harta terkecil. “Mang Usil” dalam wacana di atas
menuliskan modal niat sama, modal duit
beda! Implikatur dari kalimat tersebut adalah untuk menyindir bahwa niat
para calon gubernur itu sama sementara modalnya yang berbeda, hal ini dapat
berarti yang menang adalah yang punya duit banyak. Padahal hal itu dapat
mencederai nilai demokrasi di negeri ini.
Wacana
Mr Pecut (Jawa Pos, 15 Juni 2012)
a.
SBY minta kader
Demokrat yang terlibat korupsi mundur.
Masalahnya, yang terlibat pun merasa nggak terlibat....
Situasi pada wacana di atas menyatakan bahwa SBY selaku
pembina partai Demokrat meminta kepada kadernya untuk mundur apabila terlibat
dalam kasus korupsi. Mr. Pecut membuat sentilan dengan menuliskan Masalahnya, yang terlibat pun merasa nggak
terlibat.... implikaturnya adalah bermaksud menyindir kader-kader partai
Demokrat yang terbelit kasus korupsi. “Mr. Pecut” menyatakan bahwa yang
terlibat kasus korupsi malah merasa tidak terlibat, inilah yang menjadi
masalah. Kemungkinan memang benar apa yang dituliskan “Mr. Pecut” bahwa
kader-kader Demokrat memang terlibat kasus korupsi dan banyak yang tidak jantan
mengakuinya. Apabila pengakuan itu terjadi, akibat fatalnya adalah bobroknya
partai Demokrat di mata masyarakat Indonesia saat ini. Sekarang saja sudah turun
pamornya dan apa yang akan terjadi jika benar terbukti kasus-kasur besar yang
melibatkan Anas Urbaningrum, Andi Malarangeng dan kader-kader lainya.
Masyarakat tinggal menunggu saja.
b.
Panglima TNI
serukan agar para jenderal hidup sederhana
Minimal copot dulu pelat TNI di mobil mewahnya...
Situasi
wacana di atas menyataakan Panglima TNI meminta kepada para jenderal untuk
hidup sederhana. Sementara kalimat “Mr. Pecut” menyindir dengan menuliskan Minimal copot dulu pelat TNI di mobil
mewahnya... Ini bukan hanya menyindir tetapi juga meminta kepada semua
jajaran TNI untuk melepas pelat TNI di mobil-mobil yang digunakan. Hal ini
bukan tanpa sebab, sudah banyak kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh
aparat TNI dengan menggunakan mobil berplat nomor TNI, tetapi karena
menggunakan embel-embel TNI aparat kepolisian tidak berani menindak tegas atas
pelanggaran yang terjadi. Ini seolah-olah menjadi konflik tersendiri di antara
TNI dan polisi.
Wacana
Pojok KR “Berabe” (Kedaulatan Rakyat,
18 Juni 2012)
a. Pendekatan keamanan di Papua tak selesaikan masalah
yang terjadi
justru ‘pertumpahan darah’
Situasi
yang terjadi dalam wacana di atas menyatakan bahwa pendekatan keamanan yang
dilakukan pemerintah untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan di Papua
tidak menyelesaikan masalah. Kalimat yang
terjadi justru “pertumpahan darah” berusaha menyindir pemerintah bahwa
usaha pendekatan yang dilakukan pemerintah tidak tepat dan membuat keadaan di
Papua semakin panas. Penembakan misterius sering terjadi dan
kerusuhan-kerusuhan sering terjadi. Hal ini harus disikapi dengan baik oleh
pemerintah dengan menerapkan pendekatan yang tepat, pasalnya Papua memiliki
kultur dan latar belakang yang jauh berbeda dengan daerah lain.
b. Ketua PD Anas Urbaningrum mengaku sedang diserang
beramai-ramai,
dari berbagai arah
Situasi
yang terjadi dalam wacana di atas menyatakan bahwa Anas Urbaningrum mengaku
sedang diserang dari berbagai pihak atas kasus korupsi yang menimpanya. Sedangkan
makna dari kalimat beramai-ramai, dari
berbagai arah adalah ejekan dan juga sindiran atas sikap Anas dan koleganya
di partai Demokrat terkait kasus korupsi yang terkait. Anas dan koleganya di
partai Demokrat saat ini dinilai banyak terkait dengan kasus-kasus korupsi
besar di negeri ini sehingga membuat elektabilitas partai semakin terpuruk.
Anehnya sampai saat ini Anas belum juga dijadikan tersangka, padahal banyak
saksi yang mengatakan bahwa ia terlibat korupsi. Jadi, jalan terbaik yang harus dilakukan Anas dan koleganya yang terkait
kasus korupsi adalah bicara sejujurnya dan jangan mengumbar kata-kata di muka
umum.
c. Tedjowulan akhirnya bisa masuk Kraton Surakarta
Rekonsiliasi
jangan bersifat sesaat
Situasi dari
wacana di atas menyatakan bahwa Tedjowulan akhirnya bisa masuk Karton Surakarta
seperti dulu lagi. Hal ini terjadi setelah adanya rekonsiliasi antara pihak
yang bertikai yaitu pihak Paku Buwono XIII Hangabehi dan Pihak Tedjowulan. Pojok KR “Berabe”
menuliskan bahwa rekonsiliasi jangan bersifat
sesaat. Maksudnya adalah pihak yang terkait hendaknya manaati apa yang
sudah menjadi kesepakatan dan menjaga tali pemerintahan antara pihak Paku
Buwono XIII dan Tedjowulan tidak bersinggungan lagi. Jangan sampai dualisme
terjadi lagi antara kedua belah pihak, sebab mereka adalah panutan bagi warga
sekitar.
KESIMPULAN
Dalam suatu wacana lisan maupun tulis,
sering terjadi seseorang tidak mengutarakan maksudnya secara langsung. Hal yang
ingin dismapaikan justru disembunyikan atau dikemukakan secara ekplisit .Oleh
karena itu setiap manusia harus dapat memahami maksud dan makna tuturan yang
diucapkan oleh lawan tuturnya. Untuk itu
dibutuhkan pemahaman
agar apa yang menjadi maksud atau informasi dari sebuah ujaran dapat diterima
dengan baik. Hal ini juga terjadi dalam
wacana tulis pada wacana pojok “Mang Usil” Kompas, “Mr. Pecut” Jawa Pos dan Pojok KR
“Berabe” Kedaulatan Rakyat yang
maksud dan isinya bersifat ekplisit atau tersembunyi.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Norma. 2010. Ringkasan Buku Ilmu Pragmatik. Diakses
dari: http://agnesnorma.wordpress.com/category/resensi-buku/.
Pada tanggal 16 juni 2012, jam 13.00 WIB
Mustika wati, Firda. 2010. Implikatur, praangaapan dan
inferensi dalam wacana pojok Kompas. Diakses dari: Http://Firdamustikawati.blogspot.com.
Pada tanggal 15 Juni 2012, jam 19.30 WIB
Jawa
Pos .2012. Mr. Pecut. Jawa
Pos (edisi 15 Juni 2012). Hlm.1.
Kompas. 2012. Pojok “Mang Usil”. Kompas. (edisi 15 Juni 2012). Hlm.6.
Kedaulatan
rakyat. Pojok KR “Berabe”. Kedaulatan rakyat. (edisi 18 Juni 2012).
Hlm 12
Mulyana. 2005. Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana