Judul : Telegram
pengarang : Putu Wijaya
Penerbit : Pustaka Jaya,
Jakarta, 1986
Tokoh
Daku (Aku) adalah individu yang lembek tapi keras,seseorang yang belum
menemukan jati dirinya. Cerita novel ini berawal dari seorang laki-laki dari
Bali yang tinggal Di Jakarta, suatu hari ia mempunyai firasat akan menerima
telegram dari kampung asalnya, ia selalu gelisah dan merasa bahwa telegram itu
sudah di tangannya, ia sangat takut karena menurut benaknya, telegram selalu
membawa berita buruk seperti kabar kecelakaan,atau kabar menakutkan
lainnya,sekarang ia tidak bisa berbuat apa-apa karena telegram itu sudah
ditangannya, isinya kabar ibunya yang meninggal.
Khayalan daku seakan-akan kenyataan,
setelah membaca telegram,ia segera bersiap-siap untuk pulang ke kampung
halamannya. Ia gelisah dan membayangkan bagaimana kelanjutan nasibnya, ibunya
meninggal,sebagai anak tertua ia harus berperan sebagai kepala
keluarga,sehingga semua yang berurusan dengan pemakaman ibunya ia yang
menanggung, juga dengan tanah dan rumah yang ibunya tinggalkan. Dilema itu yang
berkecambuk di benaknya.
Di
tengah kebingungannya, tiba-tiba anak angkatnya, Sinta yang dibuang ibunya
ingin tahu isi dari telegram itu, sebagai seorang ayah yang bijaksana ia takkan
mengizinkan Sinta mengetahui isi telegram itu, sehingga ia berbohong kepada
Sinta. Namun Daku tidak tahu kalau sebenarnya anak angkatnya sudah tahu isi dari telegram itu.
Mereka berdua bersiap diri untuk segera
pulang ke Bali, namun tiba-tiba ibu kandung Sinta ingin meminta anak kandungnya
itu. Daku menolak karena ia yang membesarkan Sinta, mereka kemudian membuat
kesepakatan dan menyerahkan keputusan kepada Sinta, siapa yang akan dia pilih.
Belum lagi persoalan tentang Sinta kelar, muncul lagi khayalan dibenaknya, daku
merasa tubuhnya lemas,gemetar dan terserang demam,ia khawatir jika penyebabnya
adalah penyakit kotor yang ditularkan wanita penghibur yang pernah tidur
bersamanya, ia takut akan mengalami hal yang sama seperti temannya.
Daku tidal lagi dapat membedakan mana
yang nyata dan mana yang khayalan. Kadang ia sadar bahwa semua yang terjadi
adalah khayalan semata, namun itu hanya sebentar ia masuk kedunia khayalannya
lagi, dalam khayalannya ia berpisah dengan kekasihnya yang bernama Rosa, padahal
sosok Rosa itu tidak nyata ada. Rosa hanya khayalannya saja seperti ia
mengkhayalkan tentang telegram itu. Daku kembali berkhayal, ia dan Sinta
bersiap akan ke Bali, ia telah memesan tiket pesawat.
Tiba- tiba di tengah khayalannya, ada
orang yang datang,ia bangkit dan membuka pintu, ternyata bibi pemilik kontrakan
yang datang, membawa sepucuk telegram , daku segera membuka isinya dan isinya
ibunya telah meninggal dunia, telegram itu nyata dan benar terjadi, itu fakta
bukan khayalan, itu kenyataan yang sebenarnya, sedangkan seluruh cerita
sebelumnya hanyalah khayalan lelaki itu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar