Senin, 12 Maret 2012

Sinopsis Novel Midah, Si Manis Bergigi Emas


Judul              : Midah, Si manis Bergigi Emas
Pengarang      : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit          : Lentera Dipantara, Jakarta, 2003

Haji Abdul setiap hari selalu mengucap syukur kepada Allah atas semua nikmat yang ia terima. Tetapi ada satu keinginan yang belum dikabulkan yaitu istrinya hamil lagi. Haji Abdul telah mempunyai anak yang bernama Midah. Cantik parasnya. Setiap hari selalu dimanja. Sampai ketika umur Midah 9 tahun lebih, Midah mulai dicampakkan orang tuanya. Midah telah mempunyai adik yang banyak dan perhatian orang tuanya hanya kepada adik-adiknya. Midah bosan dan sering keluar rumah sampai petang. Orang tuanya tidak ada yang menegur atas perbuatan tersebut. Hal ini semakin membetahkan Midah untuk berkeliaran di luar rumah. Di jalanan Midah tergila-gila terhadap pengamen jalanan yang menyayikan lagu keroncong. Selama ini Midah hanya sering mendengarkan lagu-lagu Umi Kulsum faforit ayahnya.
Suatu hari Midah membeli beberapa keping piringan hitam yang berisi lagu-lagu keroncong. Namun sayang, ketika suatu hari Midah sedang bernyayi dengan asyiknya Haji Abdul mengetahui. Lagu itu haram bagi ayah Midah, piringan hitam yang Midah beli dihancurkan ayahnya. Midah ditampar dan dimarahi. Ibunya pun hanya diam, untung masih ada pembantu yang melindungi Midah.
Kini saatnya Midah untuk menikah, ayahnya telah menentukan calon suaminya yaitu Haji Terbus dari cibatok. Setelah menikah tiga bulan, Midah melarikan diri dari rumah suaminya. Midah kecewa karena Haji Terbus ternyata memiliki istri banyak. Midah pergi berlindung dirumah bekas pembantunya yaitu Riah. Selanjutnya Midah mengembara dijalanan bersama pengamen keroncong. Di sini Midah mendapat julukan Si Manis. Midah sehari-harinya tinggal juga bersama gerombolan pengamen. Midah hanya pasrah dan semua pekerjaannya dilandasi rasa cinta pada anak yang dikandungnya. Sampai ketika Midah melahirkan, tidak ada satu pun dari gerombolan pengamen yang menemaninya. Di rumah sakit Midah tidak mau mengatakan siapa bapak dari bayinya. Nama pun belum juga ia berikan.
Midah kembali ke gerombolan pengamen yang dulu bersamanya, tetapi sambutan kurang sedap diterimanya. Bayinya dihina oleh seorang wanita dari salah satu pengamen tersebut. Midah marah, baginya bayi itu tidak ada salah sedikit pun. Suatu hari midah dan gerombolan pengamen bertemu dengan seorang polisi lalulintas bernama Ahmad. Polisi tersebut menawarkan bantuan bahwa mereka akan bisa bernyayi di radio. Tetapi tawaran tersebut tidak kunjung datang. Midah sudah mengganti beberapa giginya dngan gigi emas, namun sayang akhirnya Midah diusir dari rombongan.
Sementara itu, Haji Abdul jatuh miskin. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Midah menjadi pengamen jalanan. Haji Abdul jatuh sakit karena kelelahan mencari Midah sepanjang hari. Nyonya Abdul akhirnya melapor polisi. Setelah sedikit sembuh Haji Abdul kembali pulang ke rumahnya. Kini ia berubah menjadi orang yang kecil dalam hubungan segala-galanya.
Si Manis alias Midah ternyata pindah ke Jatinegara, ia tidak mau tinggal di jantung kota karena takut akan dicari orang tuanya. Di sini Si Manis mengamen dengan menggendong anaknya. Suatu hari ia bertemu dengan polisi yang dulu menawarkan bantuan. Si Manis diajak menginap di rumah polisi itu. Tidak ada rasa curiga dalam hati Si Manis terhadap polisi itu, terlebih ketika polisi itu mengundang teman-temannya untuk acara sedekahan dalam rangka memberi nama anak Si Manis. Rodjali nama anaknya. Polisi itu sangat baik dan selalu mengajari Si Manis untuk bernyayi. Midah jatuh cinta pada polisi tersebut, hingga akhirnya ia terjebak dalam hawa nafsu.
Nyonya Abdul mendapat kabar bahwa anaknya menjadi penyayi radio yang terkenal. Dengan bangtuan tetangganya ia pergi ke tempat tinggal Midah. Namun yang didapati hanya seorang nyoya rumah dan anak kecil yang tidak terurus. Nyoya Abdul kemudian membawa anak itu ke rumahnya setelah mendengar penjelasan dari nyonya rumah bahwa itu cucunya. Di rumah Djali sangat dimanjakan tubuhnya kembali gemuk. Haji Abdul juga senang dengan anak itu.
Suatu malam Midah atau Si Manis meminta tanggung jawab kepada Ahmad. Si Manis hamil. Tetapi jawaban menyakitkan datang dari mulut Ahmad. Ahmad tidak mau mengakuinya. Kejadian itu membuat Si Manis sadar bahwa Ahmad lelaki pengecut. Setelah sampai di rumah Midah menceritakan semuanya kepada nyonya rumah, sungguh menyakitkan Midah malah di usir. Midah dianggap telah menjebak Ahmad.
Akhirnya Midah pulang ke rumah orang tuanya, ia menceritakan semua kejadian yang menimpanya. Tetapi Midah tidak mau menyebutkan siapa lelaki yang telah menghamilinya. Haji Abdul hanya pasrah dan berdo’a setiap harinya. Terkadang ketika keluar sindiran dari tetangga terhadap nasib yang menimpa anaknya. Haji Abdul mengatakan, saudara ini kenal satu sama lain, tapi tidak dengan dirinya sendiri.
Haji Abdul kini dianggap sebagainorang pintar, banyak orang yang datang meminta berkah. Melihat hal itu, Midah ingin pergi meninggalkan orang tua dan Djali. Midah tidak mau merusak nama baik ayahnya karena nasib yang menimpanya. Suatu hari Midah berpamitan kepada ibunya, meskipun melarang Midah tetap ingin pergi tanpa sepengetahuan ayahnya. Bagi Midah anak yang dikandungnya adalah anak yang lahir dari cinta, bukan ketika ia harus mengandung dari benih Haji Terbus.
Setelah melahirkan anak keduanya. Midah dengan anak yang digendongnya terus mencari pekerjaan. Setelah beberapa bulan lamanya nama Si  Manis Bergigi Emas tidak pernah terdengar lagi, kini nama itu kembali terkenal. Midah menjadi penyayi sekaligus pelacur. Midah tidak lagi memikirkan dosa. Setelah radio menjadi ajang ketenarannya, Midah merambah ke dunia film. Kemanisannya mengagumkan ratusan ribu orang.
Tetapi selain bapak dan ibu serta dirinya, tidak ada seorang pun di dunia pernah mencoba mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam jiwa Midah. Midah telah lenyap sebagai wanita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar